Tangerang – Permasalahan di sektor ojek online (ojol) kembali memanas. Para pengemudi mengeluhkan penurunan tarif, meningkatnya potongan aplikasi, hingga ketidakjelasan perlindungan hukum dan jaminan sosial. Hal ini memicu sejumlah kelompok ojol di berbagai wilayah merencanakan aksi unjuk rasa nasional bertajuk Aksi 217 pada 21 Juli 2025 sebagai bentuk protes terhadap kebijakan perusahaan aplikasi dan minimnya regulasi pemerintah.
Namun, di tengah dinamika tersebut, Komunitas Ojek Online Pemuda Tigaraksa (PETIR) menyatakan sikap berbeda. Ketua Komunitas PETIR, Sdr. Saimin, menegaskan bahwa pihaknya tidak akan ikut serta dalam Aksi 217 dan memilih fokus menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di wilayah Tigaraksa dan sekitarnya.
“Kami memahami keresahan teman-teman ojol di berbagai daerah. Tapi kami di PETIR memilih untuk tidak ikut dalam Aksi 217. Kami tidak ingin menambah potensi gesekan sosial atau memicu ketegangan di wilayah kami,” ujar Saimin dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, minggu, 20 Juni 2025
Ia menyebut, komunitas PETIR lebih memilih jalur dialog dan aspirasi konstruktif dalam menyampaikan kritik. “Kami tetap mendorong adanya evaluasi sistem tarif dan potongan aplikasi, tapi melalui forum-forum resmi, bukan turun ke jalan. Apalagi menjelang Hari Besar dan situasi politik yang cukup sensitif, kami ingin jadi bagian dari elemen masyarakat yang menjaga kedamaian,” tambahnya.
Komunitas PETIR yang beranggotakan ratusan pengemudi ojol aktif di wilayah Tigaraksa, selama ini dikenal aktif dalam kegiatan sosial, edukasi keselamatan berkendara, hingga kolaborasi dengan aparat setempat dalam menjaga kondusifitas lingkungan.
Pernyataan ini sekaligus menjadi seruan kepada para pengemudi ojol lain untuk tetap tenang dan tidak mudah terprovokasi. “Saya Saimin selaku ketua PETIR menegaskan bahwa kami tidak akan ikut aksi 217 dan akan tetap menjaga situasi kamtibmas yang aman dan kondusif,” tegas Saimin.
Tinggalkan Balasan