Jakarta – Sekretaris Jenderal Gerakan Umat Islam Kaffah (GUIK), Sayuti, angkat suara menanggapi opini bertajuk “Prabowo dan Koperasi Dalam Subversi Sistemik” yang menyebut bahwa agenda koperasi Presiden Prabowo Subianto terancam oleh sistem yang disebut telah “disubversi” demi kepentingan tertentu.
Sayuti menyayangkan tudingan tersebut yang menurutnya cenderung membangun kecurigaan sistemik tanpa dasar yang kuat, justru di saat pemerintah tengah mendorong koperasi sebagai pilar ekonomi kerakyatan.
“Pembangunan koperasi bukan bentuk subversi, melainkan ikhtiar konstitusional untuk mengangkat kesejahteraan rakyat dari level terbawah. Jangan justru digiring ke narasi politis seolah ini jebakan sistemik,” kata Sayuti dalam keterangannya, hari ini.
Ia menegaskan bahwa langkah Presiden Prabowo membangun koperasi di 80.000 desa adalah bagian dari visi besar untuk memperkuat fondasi ekonomi umat, bukan sekadar program populis atau politik pencitraan.
Sayuti juga menilai bahwa kasus hukum seperti yang menimpa Tom Lembong sebaiknya tidak digunakan sebagai justifikasi untuk mencurigai niat pembangunan koperasi, apalagi sampai menyebut sistem hukum Indonesia sebagai alat mempersekusi.
“Menyeret kasus individual untuk membunuh gagasan koperasi adalah langkah keliru. Kita harus bedakan antara penegakan hukum dan agenda ekonomi nasional yang sah dan dibutuhkan,” tegasnya.
Ia mengingatkan, Indonesia memiliki sistem hukum yang dapat dikritisi secara konstruktif, namun jangan sampai kritik tersebut menjadi alat pembenaran untuk mendelegitimasi program-program yang pro rakyat.
GUIK, kata Sayuti, mendukung penuh agenda pemberdayaan koperasi oleh pemerintah sebagai sarana memperluas keadilan ekonomi dan mengurangi dominasi kelompok elite atas sumber daya nasional.
“Kalau ada kekhawatiran, mari disampaikan dengan data dan solusi, bukan dengan membangun narasi ketakutan yang menyesatkan,” tutupnya.
Sayuti juga mengajak semua elemen masyarakat untuk tidak terpancing pada opini yang menjatuhkan semangat kolektif membangun ekonomi dari bawah, apalagi di tengah situasi ekonomi global yang menantang.
Tinggalkan Balasan